Review Film Rocky IV. Rocky IV rilis November 1985 dan langsung jadi film Rocky paling besar, paling bombastis, dan paling 80-an yang pernah ada. Budget naik tiga kali lipat, durasi pertarungan lebih panjang, musik synth menggeber, dan kali ini lawannya bukan cuma petinju, tapi simbol Perang Dingin. Film ini nggak lagi drama kecil Philadelphia; ini perang antara Amerika dan Rusia di atas ring, dan Stallone nggak ragu bikin semuanya terasa epik. BERITA BASKET
Apollo Mati, Rocky Marah: Review Film Rocky IV
Momen Apollo Creed mati di tangan Ivan Drago masih jadi salah satu adegan paling mengguncang dalam sejarah franchise. “No pain, no pain” yang dia ucapin sambil tersenyum sebelum ronde terakhir langsung berubah jadi mimpi buruk. Drago yang diperankan Dolph Lundgren dengan ekspresi batu dan kalimat dingin “I must break you” serta “If he dies, he dies” bikin penonton langsung benci sekaligus takut. Kematian Apollo bukan cuma plot device; itu titik balik yang bikin Rocky naik ring bukan buat sabuk, tapi buat balas dendam dan kehormatan.
Latihan di Salju vs Robot: Review Film Rocky IV
Montase latihan Rocky IV adalah puncak sinema motivasi. Di satu sisi Drago latihan pakai teknologi canggih, steroid, dan tim ilmuwan Soviet. Di sisi lain Rocky angkat kayu, tarik kereta, lari di salju Siberia, dan panjat gunung sambil teriak “Drago!”. Kontrasnya gila: mesin vs hati, komunisme vs kapitalisme, robot vs manusia. Lagu “Hearts on Fire” dan “No Easy Way Out” langsung bikin bulu kuduk berdiri. Sampai sekarang kalau orang bilang “montase Rocky”, yang kebayang pasti adegan gunung salju ini.
Pertarungan 15 Ronde yang Brutal
Pertarungan akhir di Moskow adalah yang paling keras sepanjang seri. Darah, tulang retak, wajah bengkak, dan penonton Rusia yang awalnya benci akhirnya berdiri hormat. Ronde demi ronde terasa nyata karena Stallone dan Lundgren benar-benar pukul keras (Lundgren sampai bikin Stallone masuk ICU beberapa hari). Pidato Rocky di akhir, “If I can change, and you can change, everybody can change!” langsung disambut tepuk tangan penonton Rusia di film, dan penonton bioskop waktu itu. Di puncak Perang Dingin, pesan itu terasa sangat berani.
Warisan yang Masih Hidup
Rocky IV adalah film Rocky yang paling banyak ditonton, paling banyak di-quote, dan paling sering diputar ulang di gym seluruh dunia. Di 2025, ketika dunia lagi tegang soal politik global, pesan perdamaian lewat tinju ini malah terasa semakin relevan. Versi director’s cut yang rilis 2021 memangkas sebagian cheesiness 80-an dan menambah kedalaman emosi, tapi versi orisinal tetap raja: berani konyol, berani besar, dan berani bilang bahwa dua orang bisa saling memukul sampai berdarah lalu salaman di akhir.
Kesimpulan
Rocky IV adalah blockbuster yang nggak malu jadi blockbuster. Lebih pendiam soal drama keluarga, lebih keras soal aksi, dan paling lantang soal pesan perdamaian. Stallone berhasil ubah petinju Italia dari Philly jadi simbol harapan dunia, dan Ivan Drago dari monster jadi manusia yang akhirnya salut. Kalau kamu lagi down dan butuh suntikan semangat 80-an yang gila, putar film ini. Setelah “Drago!” terakhir dan bendera Amerika dikibarkan di ring Soviet, kamu bakal percaya lagi bahwa satu orang biasa bisa mengubah sesuatu, meski cuma sedikit. No easy way out, tapi worth it.