Review Film Klaus. Saat musim Natal 2025 tiba, Klaus, film animasi Netflix yang dirilis pada 2019, kembali menjadi favorit keluarga untuk mengisi waktu libur. Disutradarai oleh Sergio Pablos, film ini menawarkan kisah asal-usul Sinterklas yang segar dan mengharukan, dengan animasi 2D yang memukau. Berbeda dari cerita Natal tradisional, Klaus memadukan humor, petualangan, dan pesan tentang kebaikan hati, menjadikannya tontonan yang relevan lintas generasi. Dengan popularitasnya yang terus meningkat, terutama di platform streaming, film ini sering diputar ulang sebagai bagian dari tradisi Natal. Apa cerita di balik Klaus, mengapa cocok untuk musim libur, dan apa kelebihan serta kekurangannya? Berikut ulasannya. BERITA BOLA
Ringkasan Singkat Mengenai Film Ini
Klaus mengisahkan Jesper (disuarakan oleh Jason Schwartzman), seorang tukang pos manja yang dikirim ke kota terpencil Smeerensburg di utara Norwegia sebagai hukuman oleh ayahnya yang kaya. Kota ini penuh dengan konflik antarwarga dan suasana yang suram. Jesper bertemu Klaus (J.K. Simmons), seorang tukang kayu misterius yang tinggal di hutan dan memiliki gudang penuh mainan buatan tangan. Untuk menghindari pemecatan, Jesper memulai inisiatif mengirimkan mainan Klaus kepada anak-anak yang berbuat baik, yang perlahan mengubah Smeerensburg menjadi tempat yang penuh kehangatan. Dengan bantuan Alva (Rashida Jones), seorang guru lokal, Jesper menemukan makna sejati dari kebaikan dan persahabatan. Film berdurasi 96 menit ini adalah animasi 2D pertama Netflix, dinominasikan untuk Oscar kategori Film Animasi Terbaik pada 2020.
Alasan Film Ini Cocok Untuk Ditonton Saat Natal
Klaus adalah pilihan sempurna untuk Natal karena menghadirkan kisah asal-usul Sinterklas yang orisinal, penuh dengan semangat kebaikan dan keajaiban musim libur. Latar kota bersalju Smeerensburg, dengan lampu-lampu hangat dan suasana musim dingin, menciptakan atmosfer Natal yang memikat. Pesan film tentang bagaimana satu tindakan baik dapat mengubah komunitas resonan dengan nilai-nilai Natal seperti kemurahan hati dan kebersamaan. Soundtrack yang lembut, seperti lagu “Invisible” oleh Zara Larsson, memperkuat nuansa emosional film. Adegan seperti anak-anak menerima mainan pertama mereka atau kereta luncur Klaus melintasi salju menjadi momen ikonik yang membangkitkan sukacita Natal. Di 2025, ketika keluarga mencari tontonan yang menghibur sekaligus bermakna, Klaus menawarkan hiburan yang cocok untuk anak-anak dan orang dewasa, mengajak penonton untuk kembali percaya pada keajaiban kebaikan.
Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini
Kelebihan Klaus terletak pada animasi 2D-nya yang indah, yang menggabungkan gaya tradisional dengan teknik modern, menciptakan visual yang hangat dan detail, seperti tekstur salju atau cahaya lilin. Cerita yang orisinal dan emosional, dipadukan dengan akting suara yang kuat dari Jason Schwartzman, J.K. Simmons, dan Rashida Jones, memberikan kedalaman pada karakter. Humor ringan, seperti tingkah Jesper yang egois namun lucu, seimbang dengan momen mengharukan, seperti transformasi Smeerensburg. Pesan tentang kekuatan kebaikan dan dampaknya pada komunitas membuat film ini lebih dari sekadar cerita Natal biasa. Namun, ada beberapa kekurangan. Beberapa penonton mungkin merasa alur cerita di awal agak lambat, terutama saat memperkenalkan konflik di Smeerensburg. Karakter pendukung, seperti beberapa warga kota, kurang mendapat pengembangan mendalam, membuat beberapa subplot terasa kurang kuat. Selain itu, bagi penonton yang mengharapkan aksi cepat, ritme film ini mungkin terasa terlalu santai di beberapa bagian. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi pesona keseluruhan film.
Kesimpulan: Review Film Klaus
Klaus tetap menjadi salah satu film animasi Natal terbaik, kembali memikat penonton di musim libur 2025 dengan kisah asal-usul Sinterklas yang segar dan menyentuh hati. Animasi 2D yang memukau, cerita tentang kebaikan yang mengubah komunitas, dan nuansa Natal yang hangat menjadikan film ini pilihan ideal untuk ditonton bersama keluarga. Meski ada kekurangan kecil, seperti alur awal yang lambat dan karakter pendukung yang kurang mendalam, kelebihan film dalam visual, akting suara, dan pesan moral jauh lebih menonjol. Klaus mengajak penonton untuk merenungkan kekuatan tindakan baik, menjadikannya tontonan yang sempurna untuk menghangatkan hati di tengah suasana Natal. Di musim libur ini, film ini adalah pengingat bahwa keajaiban sejati berasal dari kebaikan yang kita bagikan.