review-film-5-centimeters-per-second

Review Film 5 Centimeters per Second

Review Film 5 Centimeters per Second. Film animasi Jepang 5 Centimeters per Second (Byousoku Go Senchimetoru), karya Makoto Shinkai, kembali mencuri perhatian setelah penayangan ulang di beberapa bioskop Indonesia pada Agustus 2025, memperingati ulang tahun ke-18 sejak rilisnya pada 2007. Film ini, yang dikenal dengan visual memukau dan narasi emosional, mengisahkan cinta dan kehilangan dengan kepekaan mendalam. Artikel ini akan mengupas makna film, alasan pembuatannya, serta sisi positif dan negatifnya berdasarkan pengamatan terkini. BERITA LAINNYA

Makna Dari Film Ini
5 Centimeters per Second mengisahkan Takaki Toono dan hubungannya dengan dua wanita, Akari Shinohara dan Kanae Sumida, dalam tiga babak yang menggambarkan perjalanan hidup mereka. Judulnya merujuk pada kecepatan jatuhnya kelopak bunga sakura, melambangkan kerapuhan cinta dan waktu yang berlalu. Film ini mengeksplorasi tema cinta jarak jauh, kehilangan, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan di tengah perubahan hidup. Makna utamanya terletak pada penerimaan bahwa beberapa hubungan, meski indah, tidak selalu bertahan, dan keberanian untuk melangkah maju meski menyisakan rasa sakit. Narasi yang melankolis mengajak penonton merenungkan kenangan dan dampak waktu pada hubungan manusia.

Kenapa Film Ini Bisa Dibuat
Makoto Shinkai menciptakan 5 Centimeters per Second sebagai refleksi pribadinya tentang cinta dan perpisahan, terinspirasi dari pengalaman masa mudanya di Jepang. Setelah debutnya dengan The Place Promised in Our Early Days (2004), Shinkai ingin membuat karya yang lebih intim dan realistis, fokus pada emosi manusia ketimbang elemen fantasi besar. Film ini lahir dari keinginannya menggambarkan realitas pahit cinta jarak jauh, yang relevan di era urbanisasi Jepang saat itu. Didukung oleh CoMix Wave Films, Shinkai menghadirkan animasi yang indah dengan budget terbatas, mengandalkan detail visual seperti kelopak sakura dan lanskap musim dingin. Soundtrack karya Tenmon dan lagu penutup One More Time, One More Chance oleh Masayoshi Yamazaki memperkuat nuansa emosional, menjadikan film ini terobosan awal Shinkai.

Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini
Sisi positif 5 Centimeters per Second adalah visualnya yang menakjubkan untuk masanya, dengan animasi yang menangkap keindahan musiman Jepang, seperti salju dan bunga sakura, dengan detail memukau. Narasi yang terbagi dalam tiga babak memberikan perspektif emosional yang kuat, terutama melalui monolog batin Takaki. Emosi yang tulus dan musik yang mengharukan membuat film ini resonan bagi penonton yang pernah mengalami kehilangan cinta. Namun, kelemahannya adalah tempo yang lambat, terutama di babak kedua, yang terasa berlarut bagi sebagian penonton. Karakter Kanae kurang mendapat pengembangan mendalam, membuat fokus cerita terlalu condong pada Takaki dan Akari. Akhir yang terbuka juga dianggap menyisakan ambiguitas berlebihan bagi beberapa penonton, meski ini justru menjadi kekuatan bagi yang lain.

Kesimpulan: Review Film 5 Centimeters per Second
5 Centimeters per Second adalah karya Makoto Shinkai yang memikat dengan kepekaan emosional dan visual yang indah, mengeksplorasi cinta dan kehilangan dengan cara yang menyentuh. Meski terinspirasi dari pengalaman pribadi, film ini berhasil menjangkau audiens global dengan tema universalnya. Keunggulan animasi dan musiknya mengatasi kelemahan seperti tempo lambat dan pengembangan karakter yang terbatas. Penayangan ulang pada 2025 menegaskan daya tahan film ini, mengajak penonton untuk merenungkan kenangan, perpisahan, dan keberanian untuk melangkah maju dalam hidup.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

More From Author

review-film-deadpool

Review Film Deadpool

review-film-wanted-2

Review Film Wanted

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *