Review Film Thandel. Jakarta, 1 Agustus 2025 – Thandel, film romansa aksi Telugu yang dirilis pada 7 Februari 2025, menjadi sorotan berkat chemistry Naga Chaitanya dan Sai Pallavi. Disutradarai Chandoo Mondeti dan diproduksi Geetha Arts, film ini mengadaptasi kisah nyata 22 nelayan Srikakulam yang ditahan di Pakistan pada 2018 setelah memasuki perairan internasional. Berdurasi 155 menit, Thandel mengisahkan Raju, seorang nelayan pemberani, dan Satya, kekasihnya yang setia, dalam perjuangan cinta di tengah konflik lintas batas. Dengan musik memukau dari Devi Sri Prasad dan visual laut yang indah, film ini meraup lebih dari ₹100 crore di box office global. Di Indonesia, antusiasme penonton tinggi, meski narasi patriotik di paruh kedua menuai kritik karena terasa klise. BERITA LAINNYA
Arti dan Makna Dari Film Ini
Thandel menggambarkan cinta yang kokoh di tengah cobaan hidup, dengan latar dunia nelayan yang penuh risiko. Kisah Raju dan Satya menonjolkan pengorbanan, ketabahan, dan perjuangan melawan ketidakpastian, mencerminkan realitas pasangan yang terpisah oleh profesi berbahaya. Film ini juga menyentuh patriotisme, menyoroti nasib nelayan yang terjebak dalam ketegangan geopolitik India-Pakistan. Melalui simbol seperti mercusuar dan bendera ikan, film ini menggarisbawahi ikatan emosional dengan tanah air dan komunitas. Namun, tema utamanya adalah bagaimana cinta dan harapan mampu mengatasi jarak, konflik, dan rintangan, menjadikan Thandel sebuah ode bagi ketangguhan hati manusia.
Komentar Penonton Terhadap Film Ini
Penonton di Indonesia dan global memuji chemistry Naga Chaitanya dan Sai Pallavi, yang membuat kisah cinta Raju dan Satya terasa autentik. Lagu seperti “Bujji Thalli” dan “Hilesso Hilessa” menjadi favorit, viral di media sosial karena melodinya yang menyentuh. Adegan romansa di paruh pertama, terutama momen-momen kecil seperti Satya menunggu Raju di mercusuar, mendapat banyak pujian. Namun, banyak yang kecewa dengan paruh kedua, terutama adegan di penjara Pakistan yang dianggap berlebihan dan penuh stereotip. Beberapa penonton menyebut patriotisme yang dipaksakan mengurangi emosi cinta yang sudah dibangun. Meski begitu, performa Sai Pallavi dinilai memukau, sementara Naga Chaitanya disebut menunjukkan peningkatan akting yang signifikan.
Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Secara positif, Thandel unggul dalam visual dan musik. Sinematografi Shamdat menangkap keindahan laut dan desa nelayan dengan apik, menciptakan suasana otentik. Skor Devi Sri Prasad, terutama tema “Bujji Thalli”, menjadi jiwa film, memperkuat emosi penonton. Performa Naga Chaitanya dan Sai Pallavi juga menjadi daya tarik utama, dengan chemistry yang natural dan emosional. Di sisi negatif, naskah paruh kedua lemah, dengan alur patriotik yang terasa dipaksakan dan klise, seperti penggambaran karikatur pejabat Pakistan. Efek visual di laut juga kurang meyakinkan, mengurangi imersi. Pacing lambat di beberapa bagian, terutama menjelang klimaks, membuat durasi terasa panjang. Jika fokus tetap pada romansa, film ini bisa lebih kuat.
Kesimpulan: Review Film Thandel
Thandel adalah film romansa yang menyentuh dengan latar nelayan yang unik, diperkuat oleh performa luar biasa Naga Chaitanya dan Sai Pallavi serta musik memikat Devi Sri Prasad. Meski paruh pertama berhasil membangun cinta yang emosional, narasi patriotik di paruh kedua terasa mengganggu dan mengurangi potensi epik film ini. Bagi penggemar drama romansa dengan sentuhan aksi, Thandel tetap layak ditonton, terutama untuk chemistry pemeran utama dan visualnya yang indah. Namun, ekspektasi perlu dijaga agar tidak kecewa dengan alur yang tak selalu konsisten.