review-film-terlaris-universal-the-bad-guys-2

Review Film Terlaris Universal : The Bad Guys 2

Review Film Terlaris Universal : The Bad Guys 2. The Bad Guys 2 (2025), sekuel animasi DreamWorks yang disutradarai Pierre Perifel, kembali hadirkan petualangan seru para penjahat karismatik yang kini berusaha jadi “orang baik”. Rilis pada 1 Agustus 2025 di AS setelah tayang perdana di Inggris tanggal 25 Juli, film berdurasi 91 menit ini langsung jadi sorotan dengan box office global yang tembus $44 juta di akhir pekan pembuka—melebihi harapan meski tak sebesar film aslinya. Dibintangi suara Sam Rockwell sebagai Mr. Wolf, Marc Maron sebagai Mr. Snake, Awkwafina sebagai Ms. Tarantula, hingga tambahan Natasha Lyonne dan J.Lo sebagai kru “Bad Girls”, cerita ini campur aksi heist global, komedi renyah, dan pesan tentang penebusan dosa. Dengan budget $80 juta, film ini tak hanya hibur keluarga tapi juga angkat tema persahabatan di dunia yang penuh tipu daya. Di tengah tahun animasi 2025 yang kompetitif, apakah sekuel ini layak jadi favorit, atau cuma tambahan biasa? Yuk, kita ulas apa yang bikin film ini laris manis. BERITA BASKET

Sinopsis yang Penuh Aksi dan Kejutan: Review Film Terlaris Universal : The Bad Guys 2

Cerita lanjut dari film pertama, di mana geng Bad Guys—serigala licik Mr. Wolf, ular licik Mr. Snake, hiu pemalu Mr. Shark, tarantula hacker Ms. Tarantula, dan ular piton Mr. Piranha—kini pensiun dan berusaha hidup lurus sebagai warga baik-baik. Tapi ketenangan mereka buyar saat ditarik kembali ke dunia kriminal oleh tim baru: The Bad Girls, kelompok penjahat cewek tangguh yang dipimpin karakter vokal ala J.Lo. Mereka dipaksa ikut heist berisiko tinggi yang melibatkan perampokan global, dari kota-kota Eropa hingga petualangan liar di angkasa—lengkap dengan elemen roket dan tipu muslihat ala Ocean’s Eleven versi kartun.
Perifel, yang juga sutradarai film pertama, pintar bangun plot yang tak monoton: babak awal fokus pada perjuangan adaptasi geng di kehidupan normal, penuh momen lucu seperti Mr. Wolf gagal jadi relawan atau Ms. Tarantula hack sistem bank untuk “kebaikan”. Twist muncul saat Bad Girls muncul, ciptakan konflik antar-gender yang ringan tapi cerdas, tanpa jatuh ke stereotip murahan. Durasi 91 menit terasa pas, dengan klimaks heist yang penuh ledakan visual dan dialog witty yang bikin anak-anak ketawa sekaligus orang dewasa mikir soal loyalitas. Endingnya buka pintu trilogi, tapi tak terasa dipaksakan—cocok buat yang suka cerita ringan tapi punya lapisan emosional tentang “siapa sebenarnya orang jahat”.

Kekuatan Animasi dan Suara yang Memikat: Review Film Terlaris Universal : The Bad Guys 2

Animasi DreamWorks di The Bad Guys 2 naik level, dengan gaya visual stylish ala komik grafis yang dinamis—bayangkan garis tebal ala Sin City tapi warna-warni dan ramah anak. Adegan heist global terasa hidup, dari pengejaran mobil di Paris hingga zero-gravity di luar angkasa, semuanya halus tanpa lag. Pierre Perifel dan timnya pakai teknik hybrid yang bikin karakter hewan terasa antropomorfik tapi tetap menggemaskan, seperti ekor Mr. Snake yang “bicara” lewat gerakan jenaka.
Suara aktor jadi nyawa film ini. Sam Rockwell ulang peran Mr. Wolf dengan karisma khas—suara seraknya campur humor sinis dan hati lembut, bikin karakternya favorit utama. Marc Maron sebagai Mr. Snake tambah kedalaman, dengan banter duo Wolf-Snake yang mirip duo komedi klasik. Awkwafina bawa energi hacker jenius yang kocak, sementara tambahan Natasha Lyonne sebagai bos Bad Girls ciptakan dinamika segar—suara sarkastiknya bikin konfrontasi antar-geng jadi highlight. Lagu orisinal seperti “GOODLIFE” dari Rag’n’Bone Man dan “Taking Everything” dari Busta Rhymes tambah vibe soundtrack yang catchy, pas buat scene aksi. Secara keseluruhan, elemen ini bikin film terasa premium, terutama buat keluarga yang cari hiburan berkualitas tanpa bosan.

Kelemahan dan Respons Box Office yang Solid

Tak sempurna, The Bad Guys 2 punya celah kecil yang bikin sebagian penonton kecewa. Plot heist kadang terlalu rumit untuk anak kecil, dengan subplot Bad Girls yang terasa agak dipaksakan demi “diversitas” gender—beberapa bilang itu lebih ke gimmick daripada pengembangan organik. Pacing di tengah film agak lambat saat gali isu penebusan, meski klimaksnya langsung tebus itu semua. Kritikus di Letterboxd dan IMDb kasih skor rata-rata 7.1/10 dari 15 ribu ulasan, puji energi fun-nya tapi kritik kurangnya kejutan besar dibanding film pertama.
Box office-nya tetap jadi bintang: opening domestik $22.2 juta, global $44 juta di akhir pekan pertama—melebihi Pixar flop seperti Elio meski budget sama $80 juta. Kini mendekati $200 juta worldwide per September 2025, menjadikannya film animasi Hollywood terlaris tahun ini, di atas kompetitor seperti The Smurfs. Penonton kasih rating 85% di Rotten Tomatoes, dengan komentar seperti “energetic dan enjoyable” atau “ton of fun untuk semua umur”. Respons internasional kuat di Australia dan Eropa, dorong rencana trilogi. Meski tak pecah rekor, sukses ini bukti DreamWorks pintar main aman tapi inovatif di pasar keluarga.

Kesimpulan

The Bad Guys 2 adalah sekuel yang sukses curi hati lagi, dengan animasi memukau, suara aktor brilian, dan cerita heist yang bikin ketagihan—bukti franchise ini punya umur panjang. Meski ada celah di plot dan pacing, ia unggul sebagai hiburan keluarga yang pintar campur tawa, aksi, dan pesan moral tanpa menggurui. Di 2025 yang penuh animasi kompetitif, film ini layak jadi pilihan utama untuk bioskop keluarga, dengan box office $200 juta yang konfirmasi trilogi berikutnya. Skor 4/5: nonton bareng anak atau teman, dan siap-siap ketawa sampai perut pegel. Stream nanti di Peacock atau Netflix, tapi rasain dulu di layar besar—karena petualangan Bad Guys ini terlalu seru untuk dilewatkan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

More From Author

review-film-fight-club

Review Film Fight Club

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LINK ALTERNATIF: