review-film-tenet

Review Film Tenet

Review Film Tenet. Pada September 2025, ketika bioskop masih menjadi tempat pelarian dari hiruk-pikuk dunia, Tenet karya Christopher Nolan tetap menjadi topik hangat di kalangan pecinta film. Dirilis pada 3 September 2020 oleh Warner Bros., film fiksi ilmiah berdurasi 2 jam 30 menit ini adalah karya ambisius dengan budget 205 juta dolar, salah satu yang termahal di masanya. Dibintangi John David Washington sebagai Protagonist, bersama Robert Pattinson, Elizabeth Debicki, dan Kenneth Branagh, Tenet menggabungkan aksi mata-mata dengan konsep manipulasi waktu yang membingungkan namun memukau. Meski rilis di tengah pandemi, film ini meraup 365 juta dolar di box office global, sebuah prestasi saat bioskop berjuang pulih. Kini, lima tahun kemudian, Tenet terus dibahas di forum online dan maraton streaming, dipuji karena keberaniannya menantang penonton, sekaligus dikritik karena kerumitannya. Film ini seperti teka-teki raksasa: menantang, mendebarkan, dan tak selalu mudah dipahami, tapi itulah yang membuatnya tak terlupakan di era blockbuster yang sering kali aman. BERITA BOLA

Ringkasan Singkat Film Ini

Tenet mengikuti seorang agen CIA tanpa nama, dijuluki Protagonist, yang direkrut ke organisasi rahasia bernama Tenet setelah misi berbahaya di Kyiv. Ia diperkenalkan pada konsep “inversi waktu,” di mana objek atau orang bisa bergerak mundur dalam waktu melalui teknologi misterius. Misinya: mencegah perang dunia ketiga yang dipicu oleh Andrei Sator, oligarki Rusia (Kenneth Branagh) yang bekerja untuk kekuatan masa depan. Sator menggunakan inversi untuk mengumpulkan komponen “Algoritma,” senjata yang bisa membalikkan entropi dunia, menghapus realitas saat ini.

Protagonist bekerja sama dengan Neil (Robert Pattinson), agen cerdas yang tampak tahu lebih banyak dari yang diungkap, dan Kat (Elizabeth Debicki), istri Sator yang terjebak dalam pernikahan abusif. Mereka menjelajahi dunia spionase global, dari perampokan di Oslo hingga kejar-kejaran di Tallinn, sambil menghadapi musuh yang bergerak mundur dalam waktu. Klimaks terjadi di Stalsk-12, situs pertempuran waktu ganda di mana pasukan Tenet bergerak maju dan mundur untuk menghentikan Sator. Plot penuh twist: Protagonist akhirnya sadar bahwa ia adalah dalang Tenet di masa depan, merekrut Neil dalam lingkaran waktu tertutup. Cerita berakhir dengan Kat membunuh Sator di masa lalu, sementara Protagonist memastikan Algoritma aman. Tenet adalah perpaduan aksi mata-mata ala James Bond dengan paradoks waktu yang kompleks, diikat oleh sinematografi epik dan skor Ludwig Göransson yang menggelegar.

Kenapa Film Ini Sangat Populer: Review Film Tenet

Tenet berhasil mencuri perhatian banyak orang usai ambisinya Nolan yang tidak tanggung-tanggung dan timing rilisnya yang sangat unik. Meski pandemi membatasi penonton, film ini meraup 365 juta dolar, dengan 58 juta dolar dari AS saja, menjadikannya salah satu hit terbesar 2020. Skor Rotten Tomatoes 69% dari kritikus dan 76% dari audiens mencerminkan polarisasi: sebagian memuji keberaniannya, lainnya bingung dengan plotnya. Popularitasnya berasal dari beberapa faktor. Pertama, nama Nolan sendiri adalah magnet—setelah Inception dan Interstellar, penggemar mengharapkan mind-bender baru, dan Tenet penuhi ekspektasi dengan konsep inversi yang belum pernah ada. Kedua, aksi spektakuler seperti tabrakan pesawat Boeing 747 asli di Oslo dan pertempuran waktu ganda di Stalsk-12 bikin penonton terpukau di IMAX.

Media sosial memperkuat buzz: klip “time pincer movement” viral di TikTok, dengan hashtag #Tenet capai jutaan views, sementara Reddit penuh teori tentang loop waktu. Performa John David Washington dan Robert Pattinson, ditambah chemistry mereka, menarik audiens muda, sementara Elizabeth Debicki tambah daya tarik emosional. Di 2025, Tenet tetap relevan berkat rilis ulang 4K, diskusi di X tentang ending, dan pengaruhnya pada film fiksi ilmiah modern. Film ini populer karena menantang penonton untuk berpikir, bukan sekadar menonton—sesuatu yang langka di era sequel-driven. Ini adalah catur sinematik: rumit, tapi memuaskan bagi yang mau main.

Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini

Tenet punya kekuatan yang bikin penonton terpana, tapi juga kelemahan yang memicu debat. Di sisi positif, visual dan konsep adalah bintang utama. Sinematografi Hoyte van Hoytema, dengan palet biru-oranye dan pengambilan gambar IMAX, menjadikan setiap adegan seperti lukisan bergerak—dari kejar-kejaran mobil terbalik hingga ledakan terbalik. Aksi praktis, seperti pesawat sungguhan dan koreografi tempur dua arah, menunjukkan dedikasi Nolan pada realisme. Skor Göransson, dengan bass berderum dan efek terbalik, tingkatkan ketegangan. Performa Washington sebagai Protagonist penuh karisma, Pattinson mencuri perhatian sebagai Neil yang misterius, dan Debicki bawa kedalaman emosional sebagai Kat. Konsep inversi, meski rumit, adalah terobosan—mengajak penonton memecahkan teka-teki waktu yang tak biasa. Durasi 150 menit terasa padat dengan aksi dan ide, membuatnya cocok untuk penggemar fiksi ilmiah cerebral.

Namun, ada sisi negatif yang tak bisa diabaikan. Plotnya terlalu rumit: konsep inversi dan dialog teknis sering bikin penonton bingung, terutama karena audio mixing buruk membuat dialog tenggelam di bawah musik. Beberapa di X keluhkan harus tonton ulang untuk paham. Karakter juga kurang mendalam—Protagonist tak punya nama atau backstory, terasa seperti cangkang dibandingkan Neil atau Kat. Tema spionase klise, dengan villain Rusia stereotipikal, kurang orisinal dibanding karya Nolan lain. Representasi minim: cast didominasi kulit putih, dan Kat sebagai satu-satunya peran wanita utama terasa terbatas pada trope korban. Meski begitu, kekurangan ini tak hapus daya tarik: Tenet tetap jadi pengalaman sinematik yang menantang, meski butuh usaha ekstra untuk menikmatinya penuh.

Kesimpulan: Review Film Tenet

Tenet adalah karya Christopher Nolan yang berani, mengajak penonton masuk ke labirin waktu yang tak mudah dilupain. Dari ringkasan petualangan spionase hingga popularitasnya yang didorong aksi epik dan konsep inovatif, film ini unggul dalam ambisi visual dan intelektual, meski plot rumit dan karakter datar jadi hambatan. Di September 2025, saat perfilman terus bereksperimen, Tenet tetap jadi bukti bahwa film bisa jadi lebih dari hiburan—ia adalah tantangan untuk berpikir. Jika Anda siap otak diputar balik, streaming di HBO Max atau beli Blu-ray sekarang—tapi bersiaplah tonton dua kali untuk bongkar semua rahasianya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

More From Author

review-film-dilan-1990

Review Film Dilan 1990

review-film-minari

Review Film Minari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LINK ALTERNATIF: