Review Film How to Train Your Dragon. Dirilis pada 13 Juni 2025, How to Train Your Dragon versi live-action menjadi sorotan sebagai adaptasi dari film animasi populer tahun 2010. Disutradarai oleh Dean DeBlois, yang juga menyutradarai trilogi animasi aslinya, film ini menghidupkan kembali kisah Hiccup dan naga Night Fury bernama Toothless dalam dunia Viking yang epik. Dibintangi oleh Mason Thames sebagai Hiccup, Nico Parker sebagai Astrid, dan Gerard Butler yang kembali memerankan Stoick the Vast, film ini telah meraup lebih dari $500 juta di box office global hingga Agustus 2025. Dengan visual yang memukau dan cerita yang sarat emosi, film ini menarik perhatian penggemar lama dan penonton baru. Mengapa film ini layak ditonton, berapa ratingnya, dan apa saja sisi positif serta negatifnya? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA LAINNYA
Kenapa Film Ini Layak Ditonton
How to Train Your Dragon versi live-action layak ditonton karena berhasil menghadirkan dunia Berk yang penuh pesona dengan sentuhan realistis yang memanjakan mata. Film ini menawarkan petualangan keluarga yang penuh aksi, humor, dan emosi, cocok untuk penonton segala usia. Cerita tentang Hiccup, seorang remaja Viking yang berteman dengan naga Toothless, tetap setia pada pesan asli tentang perdamaian dan persahabatan. Adegan terbang bersama Toothless, seperti saat mereka melesat di atas laut dengan latar matahari terbenam, memberikan sensasi sinematik yang mendebarkan. Penampilan aktor, terutama chemistry antara Mason Thames dan Nico Parker, menambah kedalaman pada hubungan Hiccup dan Astrid. Musik karya John Powell, yang mengadaptasi tema ikonik “Test Drive,” juga memperkuat emosi setiap adegan. Bagi penggemar animasi aslinya, film ini adalah nostalgia yang hidup, sementara penonton baru akan terpikat oleh dunia Viking dan naga yang megah.
Berapa Rating Untuk Film Ini: Review Film How to Train Your Dragon
How to Train Your Dragon mendapat sambutan positif meski dengan beberapa catatan. Berdasarkan ulasan global, film ini meraih skor rata-rata 75% dari kritikus dan 85% dari penonton di platform agregator ulasan. Di Indonesia, penonton memberikan rating rata-rata 4,2 dari 5 bintang melalui aplikasi ticketing bioskop. Kritikus memuji visual yang memukau dan kesetiaan pada cerita asli, dengan beberapa menyebutnya sebagai salah satu adaptasi live-action terbaik dari animasi. Namun, sebagian kritikus merasa film ini terlalu mirip dengan versi animasi, sehingga kurang menawarkan kebaruan. Rating ini menunjukkan bahwa film ini berhasil memenuhi ekspektasi sebagai hiburan keluarga, meski tidak sepenuhnya melampaui keajaiban pendahulunya.
Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Sisi positif film ini terletak pada kualitas visual dan penampilan aktor. Efek khusus, terutama desain Toothless yang menggemaskan namun realistis, berhasil mencuri perhatian. Adegan terbang dan pertarungan melawan Red Death menampilkan sinematografi megah oleh Bill Pope, yang membuat setiap momen terasa epik. Nico Parker sebagai Astrid menonjol dengan karisma dan kekuatan, sementara Gerard Butler menghidupkan Stoick dengan gravitas yang kuat. Chemistry antara Hiccup dan Toothless, meski melibatkan CGI, terasa hangat dan autentik, terutama pada momen seperti “Forbidden Friendship.” Namun, ada beberapa kelemahan. Film ini terlalu setia pada versi animasi, dengan banyak adegan yang terasa seperti replika shot-for-shot, sehingga kurang inovasi. Durasi 125 menit membuat beberapa bagian, seperti pelatihan Viking, terasa lambat. Mason Thames, meski berbakat, kadang terasa kurang menangkap humor sarkastik Hiccup versi animasi yang diperankan Jay Baruchel. Beberapa karakter pendukung, seperti Ruffnut dan Tuffnut, juga kurang berkesan dibandingkan versi animasi. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi daya tarik utama film sebagai hiburan keluarga.
Kesimpulan: Review Film How to Train Your Dragon
How to Train Your Dragon versi live-action adalah adaptasi yang memukau dan setia pada akar animasinya, menawarkan visual epik dan cerita yang menyentuh tentang persahabatan dan perdamaian. Dengan rating yang cukup tinggi, film ini berhasil memikat penggemar lama dan memperkenalkan dunia Berk kepada penonton baru. Sisi positif seperti efek visual yang menawan dan penampilan kuat dari Nico Parker serta Gerard Butler sedikit ternoda oleh kurangnya inovasi dan tempo yang kadang melambat. Bagi penonton Indonesia, film ini tetap menjadi pilihan tepat untuk dinikmati di bioskop, terutama untuk penggemar dinosaurus dan cerita petualangan. Meski tidak sepenuhnya melampaui keajaiban film animasi, How to Train Your Dragon versi 2025 membuktikan bahwa kisah Hiccup dan Toothless masih punya tempat di hati penonton.