Review Film The Neighbors. Tiga belas tahun setelah rilis, “The Neighbors” (atau “Neighbor” dalam beberapa terjemahan) masih jadi salah satu thriller Korea paling dingin dan mengganggu yang pernah dibuat. Tayang Agustus 2012, film karya Kim Hwi ini langsung dapat pujian karena berani ambil kasus nyata pembunuhan berantai di apartemen Seongnam tahun 1999-2000 sebagai inspirasi. Dengan durasi 110 menit, film ini tak pakai jump scare murahan, tapi perlahan bikin penonton sesak napas lewat ketegangan sehari-hari. Hingga akhir 2025, “The Neighbors” sering masuk daftar “thriller Korea underrated” di komunitas film, terutama karena pendekatan realistis dan akhir yang tak memberi ampun. BERITA BASKET
Cerita yang Terasa Terlalu Dekat: Review Film The Neighbors
Film ini berpusat di apartemen tua di lantai 5, tempat keluarga biasa hidup tenang sampai satu per satu penghuni menghilang. Penonton tahu dari awal siapa pembunuhnya: Ryu Seung-beom berperan sebagai pria pendiam bernama Kim, yang setiap hari pulang kerja, naik tangga, dan membunuh tetangga dengan cara paling praktis – tali plastik, pisau dapur, lalu mayat dimasukkan ke kamar mandi kosong di lantai yang sama. Yang mengerikan, semua dilakukan tanpa ekspresi berlebih, seperti rutinitas biasa.
Ketegangan datang dari sudut pandang korban berikutnya: seorang gadis SMA bernama Yoo Soo-yeon (Kim Sae-ron) yang mulai curiga karena bau busuk dan suara aneh, serta seorang kurir pizza (Ma Dong-seok) yang kebetulan sering antar ke lantai itu. Film ini pintar mainkan rasa “ini bisa terjadi di apartemenku”, karena settingnya benar-benar biasa: koridor sempit, lampu neon berkedip, dan tetangga yang tak pernah benar-benar saling kenal.
Penampilan Aktor yang Menggetarkan: Review Film The Neighbors
Ryu Seung-beom bawa salah satu performa terbaik sepanjang kariernya – wajah datar, gerakan mekanis, tapi mata kosong yang bikin bulu kuduk berdiri. Ia tak perlu bicara banyak; satu senyum kecil saja sudah cukup bikin penonton takut. Kim Sae-ron, yang saat itu baru 12 tahun, tunjukkan kedewasaan akting luar biasa sebagai gadis yang perlahan sadar dirinya jadi target berikutnya. Ma Dong-seok, meski perannya kecil, bawa aura tenang yang kontras dengan kegilaan di sekitarnya – adegan ia naik tangga sambil makan pizza sambil curiga jadi salah satu momen paling ikonik.
Kim Sung-kyun dan Jang Young-nam sebagai pasangan tetangga yang tak sadar juga natural, bikin penonton ikut frustrasi karena mereka terlalu cuek.
Gaya Sinematik dan Realisme yang Mencekik
Kim Hwi pilih pendekatan dokumenter: kamera statis, pencahayaan minim, suara apartemen yang terdengar jelas – ketukan pintu, air mengalir, langkah kaki. Tak ada musik dramatis, hanya keheningan yang makin menekan. Adegan pembunuhan difilmkan dari jarak sedang, tanpa gore berlebih, tapi justru itu yang bikin mengerikan – seperti menonton CCTV sungguhan.
Film ini juga sindir keras budaya apartemen Korea: orang hidup berdampingan tapi tak saling tahu, sampai terlambat. Di 2025, relevansinya makin terasa saat kasus-kasus tetangga tak saling sapa lagi sering jadi berita.
Kesimpulan
“The Neighbors” adalah thriller yang tak memberi ruang bernapas – dingin, realistis, dan berakhir tanpa harapan palsu. Tiga belas tahun kemudian, film ini tetap jadi pelajaran bahwa teror terbesar sering datang dari orang yang setiap hari kita lewati di tangga. Bukan buat yang lemah jantung, tapi wajib buat yang suka thriller psikologis yang benar-benar menggigit. Kalau kamu tinggal di apartemen, siap-siap curiga sama tetangga sebelah setelah nonton ini. Dan ya, lampu koridor yang berkedip tiba-tiba jadi jauh lebih menyeramkan.