Review Film The Tourist. Pada 24 Oktober 2025, tepat 15 tahun setelah The Tourist tayang perdana di bioskop pada Desember 2010, film thriller romansa ini kembali ramai dibahas di kalangan penggemar Johnny Depp dan Angelina Jolie, didorong rewatch massal di platform streaming yang tembus 35 juta view bulan lalu. Disutradarai Florian Henckel von Donnersmarck—sutradara The Lives of Others yang raih Oscar—film ini raih 278 juta dolar global dari budget 100 juta dolar, meski kritik campur aduk dengan skor 10 persen di Rotten Tomatoes—tapi audiens beri 41 persen, anggap stylish meski predictable. Dibintangi Depp sebagai matematikawan biasa Frank Tupelo dan Jolie sebagai misterius Elise Clifton-Ward, The Tourist campur aksi Venesia dengan romansa misteri, di mana Frank terjebak konspirasi pencucian uang setelah bertemu Elise di kereta. Di era thriller digital yang cepat, film ini ingatkan nilai gaya Hitchcock ala modern: plot twist ringan, lokasi indah, dan chemistry bintang yang bikin penonton santai. Dengan Depp kini fokus comeback pasca-perkara hukum dan Jolie sibuk aktivisme, review ulang ini bukti The Tourist tetap segar—petualangan absurd yang ajar bahwa misteri cinta sering lebih rumit dari konspirasi global. ULASAN FILM
Plot dan Cerita: Thriller Venesia yang Stylish tapi Formulaik: Review Film The Tourist
Cerita The Tourist berputar di sekitar Frank Tupelo, turis Amerika polos yang naik kereta dari Paris ke Venesia, di mana ia bertemu Elise, wanita cantik misterius yang duduk di sebelahnya. Elise, yang sebenarnya buronan Interpol karena curi miliaran dari mantan kekasih Alexander Pearce, pilih Frank sebagai “kamuflase” karena mirip Pearce. Petualangan dimulai: polisi Italia dan pembunuh bayaran kejar mereka, dari kanal gondola hingga pesta opera di La Fenice, sementara Frank bingung antara jatuh cinta dan selamatkan nyawa.
Von Donnersmarck susun plot linier seperti film Hitchcock klasik: twist ringan seperti Frank ternyata bukan korban acak, atau identitas Elise yang ganda, tapi formulaik—cinta terhalang konspirasi, tapi menang di akhir. Klimaks di hotel mewah, di mana Frank ungkap rahasia Pearce dan pilih Elise, jadi momen romansa yang manis tanpa berlebihan. Fakta, naskah Christopher McQuarrie dan Joe Kranz awalnya untuk Columbia Pictures, dan syuting di Venesia asli tambah autentisitas—box office 208 juta domestik bukti formula spy-romance sukses. Di 2025, dengan rewatch naik 25 persen di Prime Video, plot ini tetap menghibur: stylish tapi tak ambil diri serius, ajar bahwa petualangan misteri sering lahir dari pertemuan tak sengaja, seperti tiket kereta biasa.
Akting dan Karakter: Chemistry Depp-Jolie yang Charming dan Absurd: Review Film The Tourist
Akting jadi kekuatan utama The Tourist, di mana chemistry Johnny Depp dan Angelina Jolie bikin pasangan Frank-Elise terasa seperti mata-mata ala romcom—Depp bawa humor absurd sebagai Frank, dengan ekspresi bingungnya saat lari dari penembak jadi momen lucu yang ikonik. Jolie, dengan mata tajam dan senyum misterius, gambarkan Elise sebagai femme fatale tapi rentan; adegan ia ajak Frank dansa waltz di pesta opera tunjukkan charm yang bikin penonton tersenyum.
Pendukung seperti Paul Bettany sebagai agen MI6 dan Steven Berkoff sebagai bos mafia tambah lapisan: Bettany beri ancaman dingin, Berkoff humor kartunis. Fakta, Depp dan Jolie pilih peran ini pasca-pasangan dinamis di Mr. & Mrs. Smith vibe, dan Jolie puji Depp karena bikin set santai seperti pesta. Di 2025, dengan Depp sibuk Pirates spin-off dan Jolie fokus Maria, akting ini tetap highlight: tak ada drama berat, tapi penjiplakan ringan bikin penonton rasakan euforia misteri—Frank ajar polos jadi pahlawan, Elise beri keseimbangan, chemistry mereka bikin film terasa seperti liburan Venesia yang romantis.
Sinematografi dan Musik: Visual Elegan dan Soundtrack yang Ritmis
Sinematografi John Toll beri nuansa elegan Venesia yang romantis: lensa wide tangkap kanal gondola di senja, slow-motion Depp lari di jembatan Rialto yang lucu, dan close-up pesta opera dengan chandelier berkilau yang hangat. Lokasi syuting asli di Italia tambah autentisitas: jalan berbatu, air kanal berkilau, kontras dengan Paris abu-abu. Musik Rolfe Kent campur jazz klasik seperti “The Tourist” tema dari Ennio Morricone vibe, tapi original score violin lembut bikin momen intim terasa cozy. Fakta, film syuting 10 minggu di Venesia, tambah visual alami, dan soundtrack raih nominasi BMI Award untuk score.
Di 2025, dengan streaming 4K, detail seperti pantulan air di kanal atau kilau gaun Jolie terlihat lebih hidup, tambah imersi. Sinematografi ini tak mewah seperti Bourne, tapi efektif: ajar bahwa ride misteri penuh momen kecil—dans a di opera, lari di jalan sempit, atau pelukan di hotel. Musik dan visual bikin film terasa seperti postcard Italia, di mana setiap frame renungkan arti kepercayaan di tengah tipuan.
Kesimpulan
Review The Tourist pada 24 Oktober 2025 ini bukti kenapa thriller Florian Henckel von Donnersmarck tetap stylish 15 tahun kemudian: plot Venesia absurd yang formulaik tapi menghibur, chemistry Depp-Jolie yang charming, dan sinematografi elegan yang beri nuansa petualangan. Skor 6.0 IMDb bukti audiens suka meski kritik bilang ringan. Di era thriller berat, The Tourist ajar misteri cinta bisa jadi pesta—tak perlu sempurna, asal penuh twist lucu. Rewatch sekarang; mungkin Anda temukan alasan baru kenapa Frank dan Elise ikonik. Siapa tahu, film ini bawa pesan baru—atau tetap setia pada janji: petualangan terbaik adalah yang tak terencana.